hello

hello

Kamis, 20 November 2014

KODE ETIK PROFESI AKUNTANS

1. KODE PERILAKU PROFESIONAL
         Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota, serta sutu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut. Kode perilaku profesional terdiri dari : Prinsip – prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika dan kaidah etika.

2. PRINSIP – PRINSIP ETIKA IFAC, AICPA & IAI
  • Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional  IFAC sebagai berikut :

a. Integritas
Seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis

b. Objektivitas
Seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnis

c. Kompetensi professional dan Kesungguhan
Seorang akuntan professional mempunyai tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan dan skil professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien  atau atasan menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professional

d. Kerahasiaan
Seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.

e. Perilaku Profesional
Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi.

  • Prinsip – prinsip etika menurut AICPA sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab 
Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota harus menerapkan penilaian professional dan moral yang sensitive dalam segala kegiatannya.

b. Kepentingan Umum
Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.

c. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan semua tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi.

d. Objectivitas dan Independensi 
Seorang anggota harus mempertahankan  objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional. Seorang anggota dalam praktik publik harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika memberikan layanan audit dan jasaatestasi lainnya.

e. Due Care
Seoarng anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik yang dimiliki anggota.

f. Sifat dan Cakupan Layanan
Seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.

  • Prinsip etika menurut IAI dalam kongres VIII tahun 1998 yang telah ditentukan ketetapannya :

a. Tanggung Jawab Profesi
Dalam prinsip  tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota berkewajiban menggunakan pertimbangan moral dan profesional setiap melakukan kegiatannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

b. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.

c. Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan standar bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus menjaga tingkat integritasnya dengan terus memaksimalkan kinerjanya serta mematuhi apa yang telah menjadi tanggung jawabnya.


d. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota berdasarkan apa yang telah pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

e. Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota tidak diperkenankan menggambarkan pengalaman kehandalan kompetensi atau pengalaman yang belum anggota kuasai atau belum anggota alami. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
  • Pencapaian Kompetensi Profesional, Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.
  • Pemeliharaan Kompetensi Profesional, Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.

f. Kerahasiaan
Dalam kegiatan umum auditor merupakan memeriksa beberapa yang seharusnya tidak boleh orang banyak tahu, namun demi keprofesionalitasannya, para auditor wajib menjaga kerahasiaan para klien yang diauditnya. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.

g. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menghindari perbuatan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi tingkat profesi harus dipenuhi oleh anggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

h. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang ditetapkan secara relevan. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.

3. ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA
Aturan Etika :
  • Independensi, Integritas, dan Obyektifitas
  • Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
  • Tanggung jawab kepada Klien
  • Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
  • Tanggung jawab dan praktik lain


Interpretasi Etika :
      Dalam prakteknya tak ada etika yang mutlak.Standar etika pun berbeda-beda pada sebuahkomunitas sosial, tergantung budaya, norma,dan nilai-nilai yang dianut oleh komunitas tersebut. Baik itu komunitas dalam bentuknya sebagai sebuah kawasan regional, negara,agama, maupun komunitas group. Tak adaetika yang universal.

Contoh Kasus LIPPO
      Beberapa kasus yang hampir serupa juga terjadi di Indonesia, salah satunya adalah laporan keuangan ganda Bank Lippo pada tahun 2002.Kasus Lippo bermula dari adanya tiga versi laporan keuangan yang ditemukan oleh Bapepam untuk periode 30 September 2002, yang masing-masing berbeda. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada 28 November 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada 27 Desember 2002, dan ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada 6 Januari 2003. Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan mencantumkan ”opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada 6 Januari 2003. Dimana dalam laporan itu disampaikan adanya penurunan AYDA (agunan yang diambil alih) sebesar Rp 1,42 triliun, total aktiva Rp 22,8 triliun, rugi bersih sebesar Rp 1,273 triliun dan CAR sebesar 4,23 %. Untuk laporan keuangan yang diiklankan pada 28 November 2002 ternyata terdapat kelalaian manajemen dengan mencantumkan kata audit. Padahal laporan tersebut belum diaudit, dimana angka yang tercatat pada saat diiklankan adalah AYDA sebesar Rp 2,933 triliun, aktiva sebesar Rp 24,185 triliun, laba bersih tercatat Rp 98,77 miliar, dan CAR 24,77 %. Karena itu BAPEPAM menjatuhkan sanksi denda kepada jajaran direksi PT Bank Lippo Tbk. sebesar Rp 2,5 miliar, karena pencantuman kata ”diaudit” dan ”opini wajar tanpa pengecualian” di laporan keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada 28 Nopember 2002, dan juga menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 3,5 juta kepada Ruchjat Kosasih selaku partner kantor akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan AYDA Bank Lippo selama 35 hari. Kasus-kasus skandal diatas menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir telah mengalami krisis kepercayaan. Hal itu mempertegas perlunya kepekaan profesi akuntan terhadap etika. Jones, et al. (2003) lebih memilih pendekatan individu terhadap kepedulian etika yang berbeda dengan pendekatan aturan seperti yang berdasarkan pada Sarbanes Oxley Act. Mastracchio (2005) menekankan bahwa kepedulian terhadap etika harus diawali dari kurikulum akuntansi, jauh sebelum mahasiswa akuntansi masuk di dunia profesi akuntansi. Dari kedua kasus di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam profesi akuntan terdapat masalah yang cukup pelik di mana di satu sisi para akuntan harus menunjukkan independensinya sebagai auditor dengan menyampaikan hasil audit ke masyarakat secara obyektif, tetapi di sisi lain mereka dipekerjakan dan dibayar oleh perusahaan yang tentunya memiliki kepentingan tersendiri.

Sumber :




Rabu, 05 November 2014

PERILAKU ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI

 1.      Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan
Akuntan adalah orang yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi. Jadi Akuntan itu merupakan suatu profesi atau pekerjaan yang menguasai berbagai pengetahuan menyangkut tentang akuntansi. Profesi akuntan dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Akuntan Intern Adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan dan bertanggung jawabterhadap laporan keuangan. Akuntan intern bertugas menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan, menyusun anggaran, menangani masalah perpajakan, serta memeriksa laporan keuangan.
  • Akuntan Publik Adalah orang yang bekerja secara independen dengan memberikan jasa akuntansi bagi perusahaan atau organisasi non bisnis. Jasa yang ditawarkan berupa pemeriksaan laporan keuangan sehingga sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Jasa lainnya berupa konsultasi perpajakan dan penyusunan laporan keuangan.
  • Akuntan Pemerintah Merupakan orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan. Akuntan ini bertugas memeriksa keuangan dan mengadakan perencanaan sistem akuntansi. Misalnya Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan(BPKP).
  • Akuntan Pendidik Merupakan orang yang bertugas mengembangkan dan mengajarkanakuntansi. Misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi. 

2.      Ekspektasi Publik 
Masyarakat umumnya mempersepsikan akuntan sebagai orang yang profesional dibidangakuntansi. Ini berarti bahwa mereka mempunyai sesuatu kepandaian yang lebih dibidang inidibandingkan dengan orang awam. Selain itu masyarakat pun berharap bahwa para akuntan mematuhi standard an tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaan terhadap pekerjaan yang diberikan. Dengan demikian unsure kepercayaan memegang peranan yang sangat penting dalam hubungan antara akuntan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

3.      Nilai – Nilai Etika Vs Teknik Akuntan / Auditing
Beberapa kesalahan dalam penilaian berasal dari salah mengartikanpermasalahan dikarenakan kerumitannya, sementara yang lain dikarenakan kurangnya perhatian yaitu :

Ø  Integritas : setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi,

kejujuran dan konsisten.
Ø  Kerjasama : mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim

Ø  Inovasi : pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja

dengan metode baru.
Ø  Simplisitas : pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana.

Teknik akuntansi (akuntansi technique) adalah aturan aturan khusus yang diturunkan dari prinsip prinsip akuntan yang menerangkan transaksi transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
  • budgetary accounting
  • commitment accounting
  • fund accounting
  • cash accounting
  • accrual accounting

4. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan Public
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

Kasus IM3 diduga melakukan penggelapan pajak
            Dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar  pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara danotoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.

Analisa: Memang tak terpungkiri kasus seperti sering sekali terjadi di perusahaan-perusahaan besar apalagi yang sudah terbuka. Mereka melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. 

Sumber :

Minggu, 12 Oktober 2014

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

PENGERTIAN

Etika berasal dari kata Yunani “Ethos” yang berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan. 

Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika

Terdapat 3 faktor utama, yaitu :
  1. Perbedaan BudayaPerilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain.
  2. PengetahuanSemakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
  3. Perilaku OrganisasiDasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.


Kesaling-tergantungan bisnis dengan masyarakat


Di dalam sebuah bisnis Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Perusahaan juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.

Dua pandangan tanggung jawab sosial :
  1. Pandangan klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented). Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
  2. Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pada pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan bukan intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap masyarakat.

          
Kepedulian pelaku bisnis terhadap Etika

Suatu perusahaan dalam berbisnis tidak hanya bermaksud memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Namun mampu menyediakan sarana-sarana yang dapat menarik minat dan perilaku membeli konsumen. Para pelaku bisnis secara umum memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Perusahaan memiliki maksud dan tujuan bisnis yang sangat terkait erat dengan faktor-faktor berikut :
  1. Pemenuhan kebutuhan
  2. Keuntungan usaha
  3. Pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan
  4. Mengatasi berbagai resiko
  5. Tanggungjawab social


Perkembangan dalam etika bisnis

Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis, mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri.

Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Di indonesia sendiri pada beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.

Etika Bisnis dan Akuntansi

Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.

Contoh kasus hak pekerja

Lima pekerja di salah satu perusahaan transportasi di Pasuruan diberhentikan/ di-PHK karena bergabung di Serikat Pekerja. Di Perusahaan PO.X ini memiliki beberapa divisi, yaitu divisi bengkel dan divisi kru bis. Serikat Pekerja divisi bengkel telah berhasil menuntut hak mereka yaitu mengenai upah, upah yang diberikan sebelumnya Rp. 25.000/hari padahal seharusnya Upah Minimum Kabupaten sebesar Rp. 40.000/hari serta biaya Jamsostek yang 100% dibebankan kepada pekerja. Dan sekarang divisi bengkel telah menikmati upah yang sesuai dengan UMK dan menerima Jamsostek yang dibayarkan oleh perusahaan.

Melihat kesuksesan divisi bengkel dengan menuntut hak kerjanya, kru divisi bis tertarik untuk bergabung dengan Serikat Pekerja. Dan setelah kru divisi bergabung mereka banyak mengalami pelanggaran hak-hak pekerja, dengan pembagian upah yang menganut sistem bagi hasil. Perhitungannya sistem bagi hasil tersebut adalah :
Supir : 14% dari pendapatan bersih per hari
Kondektur : 8% dari pendapatan bersih per hari
Kenek : 6% dari pendapatan bersih per hari

Apabila pekerja tidak masuk kerja akan dikenakan denda sebanyak Rp. 500.000/hari kecuali tidak masuk kerja karena sakit. THR pun tidak pernah diberikan kepada pekerja.selain itu juga tidak diberikannya fasilitas jamsostek, sehingga apabila terjadi kecelakaan kerja (kecelakaan bus), pekerja harus menanggung sendiri biayanya.

Akan tetapi, perjuangan divisi kru bis lebih berat dibanding divisi bengkel karena perusahaan sudah semakin pintar dalam berkelit. Mereka tidak mempunyai Perjanjian Kerja Bersama (PKB), semua perintah dan peraturan dikemukakan secara lisan sehingga tidak memiliki bukti tertulis yang bisa dijadikan senjata untuk melawan perusahaan seperti halnya yang dilakukan pekerja di divisi bengkel sebelumnya.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja setempat, diputuskanlah bahwa kelima orang pekerja tersebut akan mendapat pesangon dan kasusnya akan dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). 

Sumber:
http://ramutz.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html                                  

Kamis, 19 Juni 2014

TUGAS BAHASA INGGRIS 4 (SOFTSKILL)

Exercise 41 : Know / Know How
  1. Know
  2. Know
  3. Know
  4. Know How
  5. Know How
  6. Know How
  7. Know How
  8. Know
  9. Know How
  10. Know How



Exercise 42 : Clauses of Concessions 
  1. Although his dislike for office, she drank it to keep herself warm.
  2. Mary will take a plane, in spite of she dislike flying.
  3. Although Marcy’s sadness at losing the contest, she managed to smile.
  4. We took many picture’s despite the sky was cloudy.
  5. Even though her poor memory, the old woman told interesting stories to the children.
  6. In spite of he has been absent frequently, he has managed to pass the test.
  7. Nancy told me the secret, though having promised to do so.
  8. We plan to buy a ticket for the drawing even though we know we will not win a prize.
  9. Even though the high prices, my daughters insist on going to the movies every Saturday.
  10. He ate chocolate cake in spite of he is on diet.

Exercise 43 : Problem Verbs
  1. Lays
  2. Sit
  3. Lay
  4. Raised
  5. Raise
  6. Lay
  7. Laying
  8. Raised
  9. Rises
  10. Set



MINI-TEST  3

1. C                  11. A               21. B               31. A               41. A
2. B                  12. A               22. A               32. C               42. A
3. C                  13. C               23. C               33. C               43. D
4. D                  14. B               24. A               34. C               44. A
5. C                  15. B               25. C               35. C               45. A
6. A                  16. A               26. B               36. A               46. A
7. A                  17. A               27. B               37. A               47. D
8. A                  18. A               28. A               38. A               48. A
9. A                  19. A               29. A               39. A               49. B
10. C                20. D               30. A               40. A               50. A

SOAL UTS

I. Correct these incorrect sentences.
# I wish that you can repair my broken computer
& Lintang would rather eat orange than apple.
# Brenda prefers go to Berlin than go to Paris.
& She wish that she could come to the party.
# This car costs twenty dollar.
& Angel is supposed to studying tonight.
# It may has rained last night.
& Depok’s climate is different than Bekasi’s.
# These are twenty-dollars shoes.
& Olivia should has finished her study.
# His car runs as fast a race car.
& Edwin had better to become a Pilot.
# The little boy’s mother bought him a racing bicycle for his birthday.
& Edwin spent such enjoyable vacation in Europe this sumer that he plans to return as soon he saved enough money.


II. Supply the correct form of the verb, adjective or adverb of the following sentences.
# Could
& Would
# Might
& Soon
# Had
& Might
# Would
& Badly
# Well
& Would
#Would
& Fluent
# Sick
& Could
# Might
& Fast
# More
& As

III. Change these Active sentences into Passive sentences.
# A bowl of bakso had been eaten by me.
& The broken computers had been repaired by us.
# A new dress has been given me last week by her.
& English is being studied by them.
# A  lot of letters has been given me every mounth by her.
& The question was being answerd correctly by Brenda.
# Mr. Theodorus will be called tonight by Mr. Robert.
& The HP should be switch off in the train by you.

Selasa, 13 Mei 2014

TUGAS BAHASA INGGRIS 3 (SOFTSKILL)

Exercise 35 : Passive Voice

  1. The president is called by somebody every day. 
  2. The other members are being called by John.
  3. The documents were being delivered to the Department by Martha. 
  4. The amendment has been relpealed by other members.
  5. The information had been received before the recess by the delegates.
  6. The supplies should be bought for this class by the teacher.
  7. Mr. Watson will be called tonight by somebody.
  8. Considerable damage has been caused by the fire.
  9. A new procedure was being developed before the bankruptcy hearings begin by the company.
  10. The papers will have been received by tomorrow by John. 



Exercise 36: Causative Verbs

  1. The teacher made Juan leave  the room.
  2. Toshiko had her car repaired by a mechanic.
  3. Ellen got Marvin type her paper.
  4. I made Jane call  her friend on the telephone.
  5. We got our house painted last week. 
  6. Dr. Byrd is having students write a composition.
  7. The policemen made the suspect lie on the ground.
  8. Mark got his transcripts sent to the university.
  9. Maria is getting her hair cut tomorrow.
  10. We will have to get the Dean sign this form.
  11. The teacher let Al leave the classroom.
  12. Maria got Ed wash the pipettes.
  13. She always has her car fixed by the same mechanic.
  14. Gene got his book published by a subsidy publisher.
  15. We have to help Janet find her keys. 



Exercise 37:  Relative Clauses

  1. The last record which produced by this company became a gold record.
  2. Checking accounts that require a minimum balance are very common now. 
  3. The professor whom you spoke yesterday is not here today. 
  4. John whose grades are the highest in the school has received a scholarship. 
  5. Felipe bought a camera which has three lenses.
  6. Frank is the man who we are going to nominate for the office of treasurer. 
  7. The doctor is with a patient whose leg was broken in an accident. 
  8. Jane is the woman who is going to China next year. 
  9. Janet wants a typewriter that self-corrects. 
  10. The book which I found last week contains some useful information.
  11. Mr. Bryant whose team has lost the game looks very sad. 
  12. James wrote an article which indicated that he disliked the president. 
  13. The director of the program who graduated from Harvard University is planning to retire next year. 
  14. This is the book that I have been looking for all year. 
  15. William whose brother is a lawyer wants to become a judge.



Exercise 38: Relative Clause Reduction

  1. George is the man chosen to represent the committee at the convention. 
  2. All of the money accepted has already been released.
  3. The papers on the table belong to Patricia.
  4. The man brought to the police station confessed to the crime.  
  5. The girl drinking coffee is Mary Allen.
  6. John's wife, a professor, has written several papers on this subject.
  7. The man talking to the policeman is my uncle.
  8. The book on the top shelf is the one that I need.
  9. The number of students counted is quite high.
  10. Leo Evans, a doctor, eats in this restaurant every day. 



Exercise 39: Subjunctive

  1. The teacher demanded that the student left the room (correct).
  2. It was urgent that he call her immediately.
  3. It was very important the we delay discuccion (correct).
  4. She intends you to move that the committee suspends discussion on this issue.
  5. The king decreed that the new laws took effect the following month (correct).
  6. I propose that you should stop this rally (correct).
  7. I advise that you take the prerequisites before registering for this course.
  8. His father prefers that he attends a different university (correct).
  9. The faculty stipulated that the rule be abolished (correct).
  10. She urge that we found another alternative



Exercise 40: Inclusive

  1. Julia speaks not only Spanish but also French.
  2. She bought the yellow sweater but also the beige skirt.
  3. They have houses both in the country and in the city.
  4. He is not only industrious but also ingenious.
  5. Her children have American cousins as well as Spanish one.
  6. Their European tour includes as well as Germany and Austria but also Switzerland.
  7. He bandaged the arm both tightly but also quickly.
  8. Clark not only practices law but also teaches it.
  9. Tom Tryon is a playwright as well as an actor.
  10. The bride’s bouquet included roses but also orchids.

Rabu, 23 April 2014

TULISAN

"There is a friend you get pregnant outside of marriage, her parents do not agree. Boyfriend does not want the responsibility and then the woman tried to commit suicide." How suggestions and solutions to the woman?

My suggestions and solutions :

As a friend, I had to hold him to not commit suicide, and tried to calm down his back until the situation improves. After that, I advised my friend not to try to commit suicide. it is a sin forbidden by God. Because by committing suicide, he had to eliminate two lives is yourself and child in the womb. My advice to my friend, let the unborn child who is growing up to the time of childbirth however despairingly. After the child is born, if indeed he did not want to take care of him. And from a family of women and men do not want to admit it, the child can be left at the orphanage. Rather than be killed and will add sin.

MINI-TEST 2 FOR GRAMMAR ITEMS 15 THROUGH 20

  1. C
  2. D
  3. B
  4. D
  5. C
  6. C
  7. C
  8. C
  9. C
  10. B
  11. A
  12. A
  13. B
  14. A
  15. B
  16. A
  17. A
  18. C
  19. D
  20. A
  21. A
  22. B
  23. D
  24. A
  25. D
  26. C
  27. D
  28. C
  29. D
  30. D
  31. A
  32. A
  33. D
  34. D
  35. D
  36. D
  37. C
  38. D
  39. C
  40. C
  41. D
  42. D
  43. D
  44. B
  45. B
  46. A
  47. D
  48. A
  49. C
  50. A

Senin, 21 April 2014

TUGAS BAHASA INGGRIS (SOFTSKILL)

Exercise 31: Nouns Functioning as Adjectives

  1. Sam’s new apartment is in a twelve-story building.
  2. We are the language teachers.
  3. My parents saw a three-act play lastnight.
  4. The manager said that it would be a two day sale.
  5. Hal bought a 79 piece tool set.
  6. Margie has a five-shelve bookcase.
  7. I need two 16 ounce cans of tomatocs.
  8. I’m looking for a six-quart pressure cooker.
  9. He is a specialist at building made of brick houses.
  10. Mrs. Jansen just bought her daughter a ten speed bicycle.


Exercise 32: Enough

  1. There were not enough people to have the meeting.
  2. Allen has learned French enough to study in France next year.
  3. Do you have enough time to talk now?
  4. She drove fast enough to win the race.
  5. Mike will graduate from law school soon enough to join his father’s firm.
  6. We arrived early enough to have some coffe before class began.
  7. It has rained hard enough to flood the low-lying areas.
  8. You should type slowly enough that you will not make an error.
  9. He has just enough flour to bake that loaf of bread.
  10. There are enough books for each student to have one.


Exercice 33: Because / Because Of

  1. It was difficult to deliver the letter because the sender had written the wrong address on the envelope.
  2. We decided to leave early because the party was boring.
  3. Rescue attempts were temporarily halted because of the bad weather.
  4. They visited their friends often because they enjoyed their company.
  5. Paul cannot go to the football game because of his grades.
  6. Marcella was awarded a scholarship because of her superior scholastic ability.
  7. Nobody ventured outdoors because of the hurricane warnings.
  8. We plan to spend our vacation in the mountains because of the air is purer there.
  9. We have to drive around the bay because of the bridge was destroyed in the storm.
  10. The chickens have died because of intense heat.


Exercise 34: So / Such

  1. The sun shone so brightly that Maria had to put on her sunglasses.
  2. Dean was such a powerful swimmer that he always won the races.
  3. There were so few students registered that the class was cancelled.
  4. We had so wonderful memories of that place that we decided to return.
  5. We had such good time at the party that we hated to leave.
  6. The benefit was so great a success that the promoters decided to repeat it.
  7. It was such a nice day that we decided to go to the beach.
  8. Jane looked so sick that the nurse told her to go home.
  9. Those were so difficult assignments that we spent two weeks finishing them.
  10. Ray called at such an early hour that we weren’t awake yet.
  11. The book looked so interesting that he decided to read it.
  12. He worked so carefully that it took him a long time to complete the project.
  13. We stayed in the sun for such a long time that we became sunburned.
  14. There were so many people on the bus that we decided to walk.
  15. The program was so entertaining that nobody wanted to miss it.